Film

Kamis, 25 September 2008

Wanita Dalam Pandangan Islam

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya, Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak," (An-Nisaa’: 1)

Banyak pihak yang tidak mengerti Islam, menyimpulkan Islam agama yang diskriminatif terhadap kaum hawa ini. Mereka menyatakan bahwa agama Islam tidak berpihak kepada wanita. Salah satu alasan misalnya, dalam Islam yang menjadi pemimpin harus laki-laki, dibolehkannya poligami yang sangat menyakitkan dan merugikan bagi wanita, pemasungan kebebasan wanita dalam berbusana dengan aturan wajib berjilbab, dan sebagainya. Sungguh suatu pemikiran yang keliru. Padahal bila kita jeli mempelajari dan memahami Al-Qur’an, betapa Islam sangat memuliakan wanita. Buktinya, dari 114 surat yang Allah turunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw., Allah SWT menyelipkan satu surat yang diberi nama An-Nisaa’ yang artinya surat perempuan. Satu surat yang ayat-ayatnya banyak memberikan perlindungan dan memuliakan wanita.
Bila kita mau jujur, kewajiban menutup aurat sejatinya suatu bentuk penghargaan Islam kepada wanita. Sebab tak ada satu pun perintah yang Allah SWT berikan kepada manusia, melainkan perintah itu bermanfaat bagi manusia sendiri. Allah berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)
Sungguh ayat ini bukti betapa Allah sangat memuliakan wanita, sehingga seluruh tubuhnya aurat kecuali muka dan telapak tangan. Mari kita beranalogi dengan aneka jajanan yang dijual di pasar. Ketika melihat jajanan di pasar yang murah dan tidak tertutup, pastilah banyak lalat yang mengerubungi, atau tangan-tangan yang tanpa sungkan menjamah kue itu, bahkan kadang membauinya tanpa berniat membelinya. Namun apabila kue itu terbungkus rapat lalu disimpan di dalam etalase tentu tidak sembarang orang bisa mencobanya, apalagi membukanya sebelum membeli dan membayar kue tersebut. Begitu juga wanita yang senang mengumbar auratnya, maka jangan salahkan pria yang melecehkan wanita itu baik dengan sikap maupun perkataan. Itulah makna “agar mereka tidak diganggu” yang tertuang dalam firman Allah SWT di atas. Kita tentu heran bila seorang artis yang biasa berpakaian seronok dan bergoyang vulgar, manakala bagian tertentu di tubuhnya dicolek pria iseng, ia marah sekali dan merasa dilecehkan. Padahal sebenarnya dialah yang memulai melecehkan dirinya sendiri.
Kepada wanita, Allah juga menitipkan rahim, tempat tumbuhnya janin cikal bakal manusia. Menjadi seorang ibu, adalah puncak kesempurnaan wanita. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw., “Ya Rasulullah, di dunia ini siapa orang yang paling saya muliakan?” Lalu Rasul menjawab, “Ibumu,” Kemudian sahabat bertanya lagi, “Lalu siapa lagi ya Rasul?” Rasul menjawab, “Ibumu,” Kembali sahabat bertanya, “Setelah itu siapa lagi ya Rasul?” Barulah Rasul menjawab, “Ayahmu.” Dari hadits popular ini adalah satu bukti nyata betapa mulianya derajat wanita dalam pandangan Islam. Betapa penghargaan pada seorang ibu tiga kali lipat dibandingkan pada ayah.
Allah SWT. juga melindungi hak-hak wanita bila suaminya hendak menikah lagi alias berpoligami. Meski Islam mengizinkan poligami, tapi Allah SWT memberikan warning alias peringatan bagi laki-laki yang ingin menambah istri lagi untuk berlaku adil. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisaa’: 4, “…. Kemudian bila kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja…” Di ayat lain Allah SWT berfirman, “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung kepada yang kamu cintai, sehinga kamu biarkan yang lain terkatung-katung….” (An-Nisaa’: 12). Dari Ayat ini, jelas Allah SWT sangat melindungi hak-hak dan perasaan wanita.
Bahkan dibolehkannya poligami yang sering dianggap penistaan terhadap wanita, sebenarnya adalah suatu bentuk perlindungan yang Allah SWT berikan kepada wanita. Cobalah tengok gaya hidup pergaulan antar laki-laki dan wanita di Barat. Mereka melegalkan hidup serumah tanpa nikah, perselingkuhan dan hamil di luar nikah sudah menjadi hal yang biasa. Dampaknya banyak bayi yang lahir tanpa jelas siapa ayahnya. Kalau begitu, lebih baikkah monogami namun diam-diam suka berzina?
Islam memberi solusi yang sangat indah dengan mengangkat derajat wanita menjadi istri yang sah yang dilindungi haknya daripada menjadi wanita simpanan yang justru sangat merugikan wanita itu sendiri. Tentu saja yang dimaksud poligami adalah yang seperti dicontohkan Rasulullah Saw., yaitu bukan untuk mengumbar nafsu birahi, namun sebaliknya menolong janda-janda miskin yang membutuhkan biaya untuk menghidupi anak-anak yatim, dengan syarat mutlak wajib berlaku adil secara lahiriah.
Islam juga melindungi wanita dari kezhaliman pria, seperti dalam surat An-Nisaa’ ayat 19, Allah SWT. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menghalangi mereka kawin dan menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan pergaulilah mereka secara patut…” Ayat ini turun saat masih berlakunya tradisi Arab jahiliyah dimana bila seorang wanita ditinggal mati suaminya, maka anggota keluarga suaminya berhak penuh terhadap janda yang ditinggalkan, dapat mewarisi janda itu dengan paksa, dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain.
Tak hanya melindungi, bahkan Islam juga “memanjakan” wanita. Allah SWT. berfirman, “….Apabila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebajikan yang banyak.” (An-Nisaa’: 19). Ayat ini ditujukan Allah SWT kepada para suami untuk bersabar menghadapi istrinya, tidak asal talak bila istrinya berbuat kesalahan. Islam juga melarang para suami meminta kembali mahar yang telah diberikan bila ingin menceraikan istrinya, hal ini jelas tertuang dalam surat An-Nisaa’ ayat 20, “Dan jika kamu ingin menggantikan istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun….” Sungguh, Islam agama yang sempurna dan mulia melindungi wanit dari kezhaliman suaminya.
Bagaimana dengan kesetaraan gender? Islam adalah pelopornya kesetaraan gender yang paling adil. Contohnya, Islam mewajibkan bagi laki-laki dan perempuan muslim untuk menuntut ilmu. Jadi siapa bilang muslimah tidak perlu sekolah tinggi? Justru Islam mengajarkan para wanita untuk cerdas dan berwawasan luas, karena dari ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang berkualitas. Banyak lagi aturan-aturan Islam yang justru memuliakan wanita, namun sering wanita itu sendiri yang menjatuhkan martabatnya, dengan berbagai isu emansipasi wanita, kebebasan berekspresi, dan sebagainya yang berlatar feminisme.
Anehnya ada saja orangtua yang bangga anak perempuannya mengikuti kontes ratu sejagad alias miss universe, hingga tanpa malu mengumbar auratdengan memakai bikini, astaghfirullah. Padahal jelas hukumnya wajib bagi wanita untuk menutup aurat, yang bila dilanggar merupakan maksiat kepada Allah SWT. Namun tidak sedikit wanita yang berani mengeksploitasi dirinya tanpa takut murka Allah SWT. Belum lagi porno aksi dengan goyangan yang vulgar dan suara yang membangkitkan berahi pria hidung belang, dipertontonkan di depan umum. Ironisnya, public figure itu sudah berkali-kali umroh, namun dengan pede dan tanpa dosa mengumabr aurat dan bergoyang erotis. Semua itu membuat derajat wanita yang begitu mulia menjadi sangat hina hanya karena mengejar uang dan popularitas.
Zaman sekarang saat segala hal menjadi komoditi, maka wanita adalah obyek komoditi paling laris. Sehingga tak aneh bila kita melihat remaja putri yang cara berpakaian dan tingkah lakunya sangat jauh dari ajaran Islam. Sungguh memprihatinkan bila menyaksikan acara lomba ibu dan anak di televisi, para ibu yang berbusana muslimah itu mempromosikan anak gadisnya yang berbaju you can see dengan penuh rasa bangga. Oh…sungguh kenikmatan duniawi membuat mata hati kita menjadi buta. Lva (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: