Film

Selasa, 19 Agustus 2008

Berdakwah Yuk…….

Dunia ini semakin tua, tapi juga semakin gila. Lihatlah kebenaran tak lagi dapat dibedakan dengan kemaksiatan, halal dan haram tak lagi jelas bedanya, putih dan hitam tak lagi nyata. Lalu apa peranan kita sebagai muslim? Masihkah kita bisa terpejam lelap sementara disekitar kita maksiat terang-terangan, nilai-nilai Islam dikaburkan, sunnah-sunnah rasul dilecehkan? Oh, sahabat,.. Bila masih ada sedikit iman dihati ini tentu kita akan bertanya, apa yang dapat kita perbuat untuk agama kita?

Abu Said Al khudry RA meriwayatkan ,”Saya mendengar rasullulah saw bersabda: “Barangsiapa di antara kamu sekalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, bila ia tidak mampu hendaklah merubah dengan lisannya. Bila ia tidak mampu hendaklah merubah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman (Hr Muslim). Dari hadis ini jelas setiap individu muslim mempunyai tanggungjawab terhadap kemurnian agamanya. Masihkan kita cuek atau masa bodoh bila agama kita dihina, ajaran Islam dilecehkan. Padahal rasul mengatakan bila kita mampu mencegah maksiat lakukan dengan tangan kita, artinya realisasikan dengan perbuatan. Sebagai pemimpin misalnya, bila melihat kemungkaran segera hentikan dengan langkah nyata. Namun bila kita tidak mampu untuk memberantas kemungkaran, lakukan dengan lisan. Sampaikan kebenaran sakalipun pahit, karena akan banyak resiko yang kita hadapi seperti ejekan, sok alim, bau syurga, sok suci dan sebagainya. Bila menyampaikan kebenaran juga belum mampu, rasul mengatakan hendaklah merubah dengan hatinya dan ini adalah manusia yang mempunyai iman yang sangat lemah. Sekarang mari kita koreksi diri termasuk golongan manakah kita?

Bila kita termasuk golongan pertama, sungguh beruntung karena kita mampu mencegah kemaksiatan dengan langkah nyata, namun bila masuk golongan kedua yaitu kita hanya mampu menasehati dan berdakwah dengan lisan, juga baik sedangkan golongan ketiga adalah orang yang pasif terhadap agamanya, namun hatinya masih bisa menolak kemaksiatan. Masih lumayan walaupun disebut “selemah-lemahnaya iman”. Namun yang paling parah adalah golongan orang-orang yang mengaku muslim, tapi bila melihat kemaksiatan hati kecilnya tak tersentuh untuk mencegah, lebih parah lagi menyetujui kemaksiatan itu, dengan dalih hak azazi, kesetaraan gender, kebebasan berekspresi, tuntutan profesi dan segudang alasan lainnya

Coba kita lihat tayangan televisi, laki-laki berpakaian wanita, lalu bergaya seperti wanita menjadi trend. Bahkan menjadi lawakan yang sangat digemari. Seorang artis yang menggumbar aurat dan bergoyang-goyang erotis Bila ditanya mereka serempak menjawab,”Itu cuma acting atau profesionalisme,” Betul bila bicara profesional pasti UUD alias ujung-ujungnya duit. Bukankah Islam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu juga sebaliknya. Dalam Al Quran surat An-nur ayat 31, Allah dengan jelas menyuruh wanita menutup auratnya, bukan malah mengumbar aurat di depan umum. sungguh maksiat yang benar-benar nyata. Namun, apakah kita termasuk orang yang menolak kemaksiatan itu atau malah sebaliknya menikmati tontonan itu?

Sahabat, ironis memang, negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam ini, benar-benar jauh dari nilai-nilai islami. Lalu apakah hati kita tidak tersentuh untuk menegakkan nilai-nilai luhur Islam?, ingat Allah Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikkan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, merekah orang-orang yang beruntung,” (Ali Imran ayat 104). Sahabat, dari ayat ini, jika ingin masuk golongan orang-orang beruntung, mari kita sebarkan nilai-nilai Islam di bumi ini, saling menasehati dengan penuh kesabaran, sampaikanlah walau satu ayat, karena sejatinya tugas dakwah bukan hanya kewajiban ulama, tapi siapa saja yang mengaku hamba Allah. Maka tunggu apa lagi sebelum ajal menjemput, sahabat, yuk kita berdakwah,.! (Lva)

Tidak ada komentar: